Matinya mata hati..
alunan musik yang sendu dan seruling yang menyanyat hati,
lalu suara tabuhan kendang
dan mengalirlah suaranya yang bening..
membangkitkan kesedihan sekaligus mengirimkan harapan
**
Musim berlalu resah menanti
Matahari pagi bersinar gelisah
Kini semua bukan milikku
Musim itu telah berlalu
matahari segera berganti
Di mana kau timbun daun yang layu
makin gelisah aku menanti matahari
Dalam rimba kabut pagi
sampai kapankah aku harus menanti
Awan yang hitam tenggelam dalam dekapan
Daun yang layu berguguran di pangkuan
Kapan badai pasti berlalu
resah aku menunggu
Kapan badai pasti berlalu
badai pasti berlalu
MATAHARI - Chrisye
http://www.youtube.com/watch?v=Ve4B_6Kl7vI&list=PLBE6D22AE01004DD6
**
Jakarta dilanda banjir. Banyak yang kehilangan tempat tinggal. Tak bisa berkegiatan, bahkan untuk sekedar makan dan tidur. Tak ada pakaian atau selimut yang hangat. Air bah dan air mata mereka bersatu menjadi banjir-banjir yang memenjarakan. Ada yang tersentuh. Mengulurkan tangan. Memberi bantuan baik rupiah maupun makanan atau pakaian. Lalu aku? Apa yang kulakukan untuk mereka?
Egoisnya aku. Tak pernah ku berikan apa yang mereka perlukan. Bahkan sekedar menanyakan kabar pun tidak. Egoisnya aku. Tak kusisakan waktuku untuk sekedar memikirkan mereka. Terlalu larut aku dalam semua. Ah, maafkan aku. Mata hatiku rupanya telah mati. Mati ia mengkerut digilas zaman.
Tapi, lagu ini..
Lagu Matahari ini membangunkannya.
Malam ini aku ingin mengirimkan doa untukmu. Setidaknya itu yang bisa kulakukan sekarang.
Maafkan aku yang lalai.
Semoga Tuhan mengirimkan malaikat untuk menjagai kalian.
Menghangatkan tubuh-tubuh yang meringkuk menahan dingin yang menusuk tulang
Mengeringkan air mata kalian yang berkesudahan
Dan membalut perih luka
Semoga, badai ini segera berlalu. Sabarlah menanti matahari yang akan berganti.
*Untuk saudara-saudaraku yang terkena banjir