Selasa, 03 Juli 2012

Ndoro Kakung. Satu-Satunya Ndoro di Dunia Maya.


Saat berkenalan di toko buku di Plaza Senayan pekan lalu, ia meminta dipanggil dengan sebutan Ndoro. Pria pemilik blog NdoroKakung.com itu memang jadi lebih dikenal sesuai nama akunnya dibanding nama aslinya, Wicaksono. Berkecimpung di blogsphere sejak tahun 2004 nama Ndorokakung sudah sangat familiar bagi kalangan blogger.

“Saat itu saya mencari nama yang mudah diingat orang, ketemulah nama itu dan lama-lama jadi personal brand saya,” kata dia kepada Detik. Ndoro yang berarti “kalangan ningrat” dipilihnya sebagai sebuah parodi untuk pendekatan kelompok sosial. Akibatnya, ia adalah satu-satunya “Ndoro” yang eksis di dunia maya dan punya banyak pengikut.

Awalnya pria yang menjabat editor in chief di plasamsn.com ini mencari sebuah tempat untuk mencurahkan pemikiran pribadinya. Kala itu ia masih berkarir sebagai wartawan di salah satu media nasional. “Blog itu untuk dokumentasi tulisan dan foto-foto yang berisi pandangan personal tentang suatu hal,” ujarnya. Baginya yang terbiasa menulis secara proporsional dengan kaidah jurnalistik, lewat blog Ndoro menemukan “kebebasan” baru.

Di dalam blog-nya, ada satu tagline yang jadi pengikat rasa dan isi tulisan di blog Ndoro yakni Pecas Ndahe. Setiap judul pasti mengandung kata pecas ndahe. Kata yang bermakna denotatif “pecah kepalanya” itu adalah sebuah umpatan sosial di kalangan masyarakat Jogya. “Saya taroh di sana biar unik dan orang akan ingat saya kalau habis mengumpat,” kata dia sambil tertawa.

Ndoro juga mengemban misi berbagi lewat tulisannya. “Pengennya sih jadi inspirasi orang untuk melakukan sesuatu lewat tulisan saya,” kata dia. Karena itu ia sering mengunggah tulisan-tulisan yang bertutur dan memancing rasa ketertarikan orang, misalnya tentang tempat wisata.

Tak tanggung-tanggung, saking doyannya menulis hal-hal yang inspiratif, Ndoro sampai punya lebih dari 10 laman blog. Ada blog yang khusus puisi, cerpen, artikel, sosial media dan banyak lagi. Bahkan karena sudah jarang dikelola, pria berusia 47 tahun itu mengaku sudah lupa. Dulu, ia selalu memperbaharui isi blognya sampai sekitar 2-3 kali setiap hari.

Ndoro pun tak butuh waktu lama membuat isi tulisan-tulisannya. Dengan mempertajam “antena”nya, maka segala apa yang dilihat atau didengar pun bisa jadi sumber inspirasi. Setiap kali ada waktu, ia hanya duduk sekitar 10 menit di depan layar komputernya. Dan simsalabim, sebuah puisi atau cerpen baru pun langsung muncul di laman blognya. “Paling lama prosenya hanya sekitar 30 menitlah,” kata dia.

Tapi lama-lama, ayah dua anak itu mengaku tak lagi sempat mengurus blog dan komentar-komentar pembacanya. Kini ia hanya mengelola dua blog saja yakni yang berisi tulisan dan blog berisi foto. “Sekarang sudah enggak sempat lagi,” kata dia.

Pada awal tahun 2009 ia kepincut dengan dunia baru bernama twitter. Pria berkacamata itu pun langsung membuat akunnya dengan nama yang sudah jadi brand personal-nya, @NdoroKakung. Frekuensinya memperbaharui blog pun sudah jauh berkurang. Sebulan paling sempat sekali atau dua kali ia menyumbang tulisan baru.

“Sekarang lebih enak nge-tweet karena lebih praktis dan pendek, sifatnya juga impulsif,” kata dia. Dengan keterbatasan 140 karakter, Ndoro justru merasa jauh lebih mudah merangkai kata-kata dan melemparnya ke linimasa. Dari pagi sampai malam sebelum tidur, Ndoro bisa “berkicau” sampai 50 kali. Itu belum termasuk jika ia berbalas komenter dengan follower-nya yang hampir menyentuh 68 ribu orang.

Ndoro tahu cara menyenangkan para penghuni twitterland. Ia kerap kali berkicau tentang kegalauan dan menyapa para lajang khususnya di akhir pekan. Seperti misalnya, “Dear singles, you miss the memories or the person? Sincerely Sunday night.”

Lalu, terkadang ia menyebarkan semangat dan motivasi, “Running out of reasons to live? Just remember that someone else's life may never be complete without you in it.” Tapi ia membantah kegalauan itu adalah cermin pengalaman pribadi. Sambil tertawa ia berdalih, “Itu cara saya menyenang-nyenangkan follower saja karena memang perilaku follower-nya suka yang begitu.”

Tapi twitter tak melulu berisi kegalauan. Ndoro juga kerap menyelipkan parodi politik. Isi tweet-nya lahir dari semangat yang sama dengan saat ia pertama kali membuat blog, berbagi. Hanya saja, ia mengaku memang harus mengganti cara berkomunikasinya dan cara mengemas informasi agar berbeda dengan blog.

Akun Ndoro awalnya tak punya banyak pengikut. Namun lama-lama seiring dengan namanya yang mulai dikenal, makin banyak orang yang mem-follow. “Seminggu mungkin ada 500-600 orang,” katanya seraya menambahkan tak begitu memperhatikan sejak kapan followernya mulai meningkat.

Bagi Ndoro, eksistensi di dunia maya tak hanya melalui blog. “Karena sekarang sudah lebih aktif di twitter ya di twitter saja,” kata dia. Keuntungan materiil pun mengalir ke kantongnya lewat sejumlah tawaran jadi buzzer produk otomotif, bank, operator, gadget, property dan consumer goods.

Tapi, kata dia, keuntungan yang terbesar yang dirasakannya yakni non materi. Lewat aktivitas di blog dan twitter, ia kerap dapat pengalaman dan diajak ke sana ke mari. “Tapi yang lebih penting buat saya karena bisa punya teman yang lebih luas,” kata dia menutup pembicaraan. 

****
Tulisan ini sudah diterbitkan di Hariandetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar