Jumat, 12 Desember 2014

500 Hari-Hari Summer & Tom Merusak Imajinasiku




“People change. Feelings change. It doesn’t mean that the love once shared  wasn’t true and real. It simply means that sometimes when people grow, they grow apart.”
 
Lima ratus hari-hari seorang wanita bernama Summer itu merusak imajinasiku Di akhir kisah cerita Tom dan Summer, narrator pria bersuara. Katanya, semua kejadian di bumi tak lebih dari sekedar kebetulan.
500 Days of Summer. Tiba-tiba saja film tentang pertemuan seorang laki-laki dan perempuan itu ditutup dengan menyisakan tanya besar soal cinta dan percintaan.
Film, yang baru selesai ku tonton semalam padahal sudah diputar sejak 2009, itu menyatakan tak ada keajaiban. Tak ada takdir. Tak ada energi kosmik yang akan membawamu pada orang yang ditakdirkan bersinggungan dengan hidupmu.
Ini bertentangan benar dengan apa yang ada dalam pikiranku, bahwa tak ada yang kebetulan. Bahwa ada peran besar sang creator yang mengaturnya. Bahwa tak ada satu pun yang terjadi tanpa sepengetahuan sang pencipta.
Sejak lama ku pahami bahwa hidup itu berarti perjalanan untuk menemukan mozaik-mozaik yang terserak. Mozaik itu sudah ada, tapi perlu usaha untuk menemukannya. Memang ada pilihan. Tapi pilihan hanya bicara soal jalan mana yang akan ditempuh.
Aku tak setuju bahwa semua kebetulan. Aku seperti melihat diriku dalam Tom, bukan Summer apalagi sang narator. Hei, tapi mungkinkah aku juga hanyalah korban seorang lagu pop, puisi, film dan novel saja???  

#yangsudahpengalamansilaberkomentar :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar