“People change. Feelings change. It doesn’t mean that the
love once shared wasn’t true and real. It
simply means that sometimes when people grow, they grow apart.”
Lima ratus hari-hari seorang wanita bernama Summer itu merusak imajinasiku Di akhir kisah cerita Tom dan Summer, narrator pria bersuara. Katanya, semua kejadian di bumi tak lebih dari sekedar kebetulan.
500 Days of Summer. Tiba-tiba saja film tentang pertemuan
seorang laki-laki dan perempuan itu ditutup dengan menyisakan tanya besar soal
cinta dan percintaan.
Film, yang baru selesai ku tonton semalam padahal sudah diputar
sejak 2009, itu menyatakan tak ada keajaiban. Tak ada takdir. Tak ada energi kosmik
yang akan membawamu pada orang yang ditakdirkan bersinggungan dengan hidupmu.
Ini bertentangan benar dengan apa yang ada dalam pikiranku,
bahwa tak ada yang kebetulan. Bahwa ada peran besar sang creator yang
mengaturnya. Bahwa tak ada satu pun yang terjadi tanpa sepengetahuan sang
pencipta.
Sejak lama ku pahami bahwa hidup itu berarti perjalanan
untuk menemukan mozaik-mozaik yang terserak. Mozaik itu sudah ada, tapi perlu
usaha untuk menemukannya. Memang ada pilihan. Tapi pilihan hanya bicara soal jalan
mana yang akan ditempuh.
Aku tak setuju bahwa semua kebetulan. Aku seperti melihat diriku
dalam Tom, bukan Summer apalagi sang narator. Hei, tapi mungkinkah aku juga hanyalah
korban seorang lagu pop, puisi, film dan novel saja???
#yangsudahpengalamansilaberkomentar :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar