Selasa, 24 Januari 2017

Tuan...

Tuan,
Aku sedang duduk di salah satu pojok ruangan serba putih ini.
Walau masih pertama kalinya, ada keakraban yang ditawarkan padaku.
Keakraban dari biji-biji kopi Simalungun yang merelakan dirinya dipanggang, dihancurkan, lalu disiram air panas dalam tekanan tinggi.
Lalu melebur di dalam cangkir tanah liat yang terbentuk karena dibakar dalam bara.
Kopi-kopi lalu menyatu dengan susu indung sapi yang sebenarnya jatah bagi bayinya yang baru lahir di peternakan entah di mana.
Mereka berkorban besar demi membahagiakanku, membahagiakan lidah, kerongkongan, lambung dan saraf-saraf di otakku.

Tuan,
Aku juga menerima kehangatan dari matahari yang berpijar lembut.
Dia menerobos masuk menembus dinding kaca, sampai ke kulit-kulit ari lalu menjalari tulang dan jantungku. Aduh.
Kau pernah bilang, matahari itu sahabatmu di langit entah lapisan ke berapa.
Kudengar dia membisikkan suatu pesan, tapi aku tidak tahu apakah itu darimu atau dari suara di dalamku.
Yang jelas, aku dan matahari bercerita panjang dan lebar tentangmu, Tuan.
Diseretnya aku ke mana saja yang dia mau yang tidak jelas sekat dimensinya.

Tuan,
Dalam tiap-tiap masa seperti ini, aku menjadi tak berdaya.
Kehangatan yang kudapatkan dari banyak pengorbanan seharusnya membuatku bahagia.
Sesaat memang begitu.
Tetapi rasa-rasanya ada perasaan yang janggal yang tak kutahu namanya.
Aku selalu menemukan kau di depan pintu, tanpa aba-aba atau ketukan lalu menerobos masuk.
Begitu saja.
Bercokol di sana selama yang kau mau.

Tuan,
Sejujurnya aku tidak terlalu keberatan bila kau datang.
Sebab terkadang kau hadir dengan membawa oleh-oleh cerita yang kau boyong dari perjalanan jauhmu ke angkasa luar.
Aku selalu suka dengan buah tanganmu, rasanya manis dan segar.
Cuma, kadangkala aku ingin Tuan benar-benar duduk di kursi kayu di sampingku, lalu bersama-sama kita menuang bercangkir-cangkir kopi dan membahas bagaimana rasa kopimu hari ini.
Iya, seperti dulu, Tuan.
Tidak hanya sekadar melayang-layang dalam arus ingatan.
Aku tidak suka bila orang-orang menatapku tajam tatkala bercerita dengan Tuan yang melayang di pikiran.
Mereka berbisik-bisik sambil mencuri pandang padaku.
Pernah ku dengar satu perempuan rambut panjang bilang, "kasihan, ia sepertinya gila."
Duh, tau apa mereka Tuan? Mereka kan tidak mengenal Tuan.

OneFifteenth Coffee, Jakarta.

1 komentar:

  1. Ingin deposit receh hasil jutaan? Solusinya hanya di haka4d situs aman dan terpercaya diindonesia, buktikan hasil nyatanya.

    BalasHapus