Jumat, 12 Februari 2016

Sedikit Tentang Lelaki Harimau



"Lebaran kemudian datang lagi, tapi Nuraeni tak menantinya dengan bunga-bunga di jiwa, selebihnya tak lain adalah api beku yang mengeluarkan segala kejudesannya. Ia berjanji untuk tak bertanya perihal surat dan tak hendak mendengar penjelasan macam mana pun."

Kupikir sakit hati--karena tak pernah mendapat surat yang dijanjikan oleh sang kekasih--inilah biang keroknya, sumber segala sengkarut yang di kemudian hari selalu mewarnai rumah tangganya bersama Komar.

Sakit hati berkepanjangan, rasa curiga yang dibiarkan tanpa ada penjelasan ini membuat kestabilan jiwanya jadi terganggu. Kondisi psikologisnya yang belakangan jadi terganggu akhirnya menular ke semua orang terdekatnya, suami dan anak2nya.

Celakanya, hampir semua tokoh yang di buku ini suka memendam masalah dalam pikirannya. Mereka tak pernah mengkomunikasikannya, tak pernah membicarakannya. Mereka menutupi luka batinnya lewat perbuatan kasar.

Merenungkan ini membuatku sedih. Tapi bagaimanapun, kondisi ini masih banyak terjadi di dunia nyata, meski mungkin dengan tingkat kekejian yang berbeda2.

Anw, soal alur cerita yang dibuat penulisnya, menurutku sangat menarik. Dia menyampaikan adegan klimaks lebih dulu di awal cerita lalu membiarkannya menjadi misteri. Berikutnya, pembaca ditarik ke rentetan peristiwa lampau yang mempengaruhi kepribadian para tokoh. Sedikit demi sedikit, dengan berbagai kejutan, misteri itu pun terpecahkan di paragraf yang paling akhir.

Ini novel kedua Eka Kurniawan yang memikat, setelah Cantik Itu Luka. Sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa.

#Ayomembaca
#Pestabaca2016 nomor 3

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar