Sejak pemerkosaan dan pembunuhan brutal di dalam bus yang tengah melaju, tingkat pemerkosaan yang terungkap mulai menjamur di India. Tiap 20 menit, satu perempuan diperkosa.
Pengadilan di Delhi Selatan, India, riuh. Palu hakim
diketok, empat pria dihukum mati pada 10 September lalu. Mereka terbukti
memerkosa, membunuh dan menghilangkan bukti. Tapi demontran yang sudah
terlanjur sangat marah, tak puas.
Mereka menuntut pelaku dihukum gantung. Begitu juga ayah
Nirbhaya, perempuan yang jadi korban perkosaan. “Kami akan mendapatkan keadilan
hanya jika semua terdakwa lenyap dari muka bumi,” seru Badri Singh.
Pengacara terdakwa mengajukan banding. Tapi hakim menolak
dengan alasan kasus perkosaan brutal itu telah mengejutkan hati nurani publik
India. “Pengadilan tidak dapat menutup mata,” Hakim Yogesh Khanna angkat suara ketika membacakan vonis.
Tiga hari setelahnya divonis, Mukesh Singh, Vinay Sharma, Akshay
Thakur dan Pawan Gupta dihukum gantung. Keempatnya, bersama dua orang lainnya,
beramai-ramai memerkosa dan membunuh mahasiswi di sebuah bus yang tengah melaju
di Delhi Selatan.
“Kami telah menunggu dengan nafas tertahan, kini kami lega,”
kata ibunda korban dengan ekspresi puas. Hadirin dan demontran pun bertepuk
tangan.....
**
Malam sudah larut ketika sebuah mobil van ukuran sedang
tiba-tiba berhenti tak jauh dari jalan layang di Munirka, New Delhi, India.
Nirbhaya, 23 tahun, dan teman lelakinya, Awindra Pandey dilempar dari bus.
Keduanya tidak sadarkan diri. Seluruh harta benda mereka juga ludes dipreteli
dan mereka ditelanjangi.
Kondisi Nirbhaya dan rekannya sangat mengenaskan. Seluruh
tubuh mereka penuh luka dan banyak bekas gigitan. Mahasiswi kedokteran yang
sedang magang fisiologi itu diserang secara brutal. Ketika masih di dalam bus
yang tengah melaju, enam orang pria bergantian menyerang dan memerkosanya.
Tubuh penuh luka mahasiswi kedokteran itu dan rekannya yang
seorang lulusan fakultas teknik, ditemukan oleh seseorang yang kebetulan
melintas. Polisi langsung ditelepon. KEduanya dilarikan ke rumah sakit.
Nirbhaya berarti ‘Jiwa Pemberani’. Nama itu bukanlah nama
sebenarnya sebab di India haram hukumnya menyebutkan nama korban perkosaan
kecuali atas seizin keluarga. Itu adalah
nama alias untuk menyebut Jyoti Singh, yang menjadi korban kebrutalan yang di
luar batas imajinasi manusia pada 16 Desember 2012 lalu.
Sekitar dua jam sebelum ditemukan bersimbah darah, Nirbhaya
dan teman lelakinya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta baru saja menonton
film Life of Pi di bioskop di mall. Mereka menunggu kendaraan umum untuk pulang
ke Dwarka, kota satelit di sudut barat daya Delhi.
Karena tak lagi angkutan, mereka pun menyarter sebuah bus
putih yang kebetulan berhenti di pinggir jalan. Memang bus itu seharusnya tidak
beroperasi pada Ahad malam itu karena sedang dalam perbaikan. Tapi sang sopir
memastikan perjalanan yang dituju searah dengan kota tujuan Nirbhaya dan
Awindra.
Kejanggalan mulai dirasakan ketika bus melaju di rute yang
tidak seharusnya dan pintunya pun ditutup. Di dalam bus ada enam orang pria,
termasuk sopir. Belakangan terungkap mereka saat itu sedang mabuk. Kengerian
itu pun terjadi.
Mereka terlebih dulu menghajar Awindra dan memukul kepalanya
dengan batangan besi sampai ia pingsan. Jyoti juga sempat menghubungi polisi
namun ponselnya dirampas. Kemudian keenamnya bergantian memperkosa Nirbhaya di
bagian belakang bus. Dia terus bertahan, ia meronta dan menggigit pelaku. Namun
ia tak kuat melawan hingga akhirnya tak sadarkan diri.
Salah satu pelaku juga merusak kemaluan, rahim dan ususnya
dengan cara memasukkan batangan besi panjang. Besi berkarat yang biasanya
disebut kunci L itu lalu dicabut keras – keras hingga ususnya terburai. Luka
parah itu yang membuatnya tidak tertolong.
Setelah kritis dan dioperasi berkali-kali, Jyoti meninggal
13 hari kemudian di sebuah rumah sakit di Singapura. “Kejadian itu sungguh
brutal, hewan pun tak akan melakukan hal itu,” kata Awindra ketika diwawancara
media, beberapa hari setelah kematian Jyoti.
**
Polisi mengejar pemerkosa Jyoti dan rekannya, yang sudah
keburu menghilangkan jejak. Bermodalkan rekaman cctv, ciri-ciri dan tulisan di
bus pun disebarluaskan. Akhirnya terkuak, bus putih itu disewa salah satu sekolah
swasta dan dikemudikan Ram Singh. Dalam 24 jam, dia dan lima pelaku dibekuk.
Pemimpin kejahatan berencana itu adalah Ram Singh. Dia
dibantu abangnya, Mukesh Singh yang tinggal di Ravidas, area kumuh di Delhi
Selatan. Pelaku lainnya adalah temannya yang antara lain bekerja sebagai asisten trainer di gym, ada juga yang pengangguran, dan ada remaja usia 17 tahun yang konon baru pertama kali bertemu hari itu.
Empat pria dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung
sepuluh bulan kemudian. Namun Ram Singh lebih dulu ditemukan mati gantung diri
di dalam sel penjara pada Maret. Sedangkan Uttar, pelaku yang bertindak paling
sadis hanya dihukum 3 tahun penjara, dengan alasan karena masih di bawah umur.
*WarungBuncit.
*Telah dimuat di Detik.com
Sumber: Wikipedia, DW, The Hindu, Times of India, Huffingtonpost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar