Minggu, 23 Februari 2014

Senandung Nada Sendu di Pusaramu

Aku bernyanyi, sebuah lagu sendu.
Aroma kematian menyelimuti hari, memenuhi rongga-rongga.
Sekejap segala ingatan akanmu muncul silih berganti.

Wajah-wajah berduka menabur air mata.
Tumpah ruah tak tertahan dari pelupuk yang merekah.

Meratap di tepi petimu.
Lalu meraung melepas kepergianmu.
Menuju rumah sementara, gundukan tanah basah.

Tapi tak ada yang tau.
Mungkin kematian telah membebaskanmu dari jerat susah.
Membebaskan ragamu yang lama merana, menahan derita di penghujung usia senja.

Ah, adakah kau telah bahagia?
Sementara aku, dia, mereka, kami, Sesenggukan meratapi perpisahan?

Tersenyumlah, agar kami yakin, bahwa seperti kata mereka, kamilah yang kami tangisi pada sebuah kematian.

(Kamis, 25 Oktober 2012. Pukul 13.00 WIB. Selamat jalan, oppung. Bahagialah di sisiNya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar