Selasa, 26 November 2013

Hey! Untukmu yang Di Sana

Hey! Apa kabarmu? Lama tak kudengar celotehan nakalmu yang biasanya selalu membuat terpingkal-pingkal. Atau gugusan semangat yang kau letupkan lewat kata-kata penuh inspirasi, membelah, menyebar dan menabrakkan diri untuk kemudian secara magis menumbuhkan semangat yang sama. Semua ceritamu, dari yang tak penting sampai yang teramat penting pasti kau beritahu.

Hey! Di mana kau sekarang? Dulu rasanya selalu mudah menemukanmu. Meski terpisah ruang dan waktu, dengan menitipkan pesanku pada bayu, kau pasti langsung membalas rindu. Tak perlu tunggu lama, kau pasti ada menyapa dalam tawa pun pesan penuh galau ciri khasmu.

Hey! Siapa yang ada bersamamu? Memikirkan ini membakar cemburu. Membayangkan dulu, semua ceritamu tak ada yang luput menjadi topik cerita kita, termasuk kekasih-kekasih khayalanmu. Dulu, itu biasa, karena semua itu, tak peduli ada ataupun tiada, tak pernah membuatmu lantas menjauh.

Hey! Kenapa kau menjauh? Dulu, tiba-tiba saja kau dekat, entah apa yang membawamu merapat. Sekarang, angin mana yang membawa kapalmu menjauh, tak tau. Kau berlayar, tanpa kabar, tak berjejak. Andaisaja kau beritahu, ombak ganas mana yang menghempaskan kapalmu. Adakah kau telah karam di kedalaman laut biru?

Hey! Ribuan pesan telah kukirimkan. Kutitip pada bayu yang sama dengan yang senantiasa membelaimu, sejuk. Pada bintang gemintang nun jauh di sana, yang kerap kau pandangi dari jendela kamarmu. Sebagai sahabat senantiasa ku yakin mereka kan setia, dan ku harap kau sedia tuk sekejap mendengar pesannya, bahasa kalbuku.

Hey! Jika kau berkenan pun enggan kembali, titipkan jualah pada bayu dan bintang yang sama. Aku yakin mereka kan bercerita.


*Warung Buncit, 4 Februari 2012 (12:26am)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar